Pernikahan adalah seperti sekolah

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan
untuk memberikan saya pasangan,

“Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya”,
Tuhan menjawab.

Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan, saya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah
mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu, saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya.

Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya,” HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan.”

Saya bertanya, “Mengapa Tuhan?” dan Ia menjawab,
“Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil.
Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar.”

Aku bertanya lagi, “Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?”

Jawab Tuhan, “Aku akan menjelaskannya kepadaMu. Adalah suatu ketidak adilan dan ketidak benaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat
memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah
tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah mengampuni; tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak…”

Kemudian Ia berkata kepada saya, “Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu.
Pasanganmu akan akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.

Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang.

Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu
sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid.
Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu.”

sumber : mailing list

28 thoughts on “Pernikahan adalah seperti sekolah

  1. bundakirana said: loh…dikirain tadi pengalaman pribadi :-psemoga segera bersatu dengan sang idaman hati ya Aya…amin…

    hihihi uni tertipu…aduh kita nikah aja belum, ngimana no cerita kl pernikahan itu seperti sekolah…;piya mudah2an deh uni … doain aja yah;)*lg asyik baca2 jurnal ttg pernikahan;p*

  2. sorayalannazia said: msh banyak yg hrs dikumpulkan n ditata!

    Apa nih yg dikumpulkan n didata ? calon2nya ya …. hmmmm … diseleksi dulu …. cari bebet bibit bobot …. hehehe ….

  3. sorayalannazia said: Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu.

    cantiknya kalimat ini ya, betul sekali adanyasaya dan suami kenal dari jamannya masih pakai seragam putih, biru – cinta pertama. kami berdua beneran tumbuh bersama ;).salam.

  4. sorayalannazia said: Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu.

    setuju ama kalimat ini..ini aku sekarang juga baru “masuk sekolah”..masih murid baru, baru 2,5 bulan.. :-))tapi emang banyak bgt yg kita dapat dari saling belajar mengenai pasangan kita, semua itu bikin hubungan yg ada semakin berkualitas dan manis.. :-))

  5. sorayalannazia said: masih lama, msh banyak yg hrs dikumpulkan n ditata!

    salam kenal mbak!!!klo nunggu ngumpul & tertata sih susah mbak…krn (biasanya) kita sendiri sebetulnya ga ngerti sebanyak apa mesti mengumpulkan & sejauh mana hrs menata…nikah tuh ga butuh macem2 kok, bisa sambil jalan (kata para senior lho!!!). Soriii…baru kenal udah komentar panjang 🙂

  6. sorayalannazia said: Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu.Pasanganmu akan akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.

    Tul banget tu, saya pernah baca artikel ini juga. kapan ya saya diberikan pasangan itu oleh Allah????

  7. ciput said: Jawaban klasik… he3x. Apa sih yg ditunggu? Tunggu digrebeg hansip? He3x…

    waduhhhh….kok isinya pada memojokkan sih hik hik hik!saya jg pengen cepet-cepet tp kondisinya gak mgk!nnt saya mo dikasih mkn apa sama dia, tunggu dia berkembang dulu!mas ciput….hik hik hik ;((((((

  8. sylviegill said: saya dan suami kenal dari jamannya masih pakai seragam putih, biru – cinta pertama. kami berdua beneran tumbuh bersama ;).salam.

    waduh lama bgt!awet benerrrrrrrr!gak ngeliat kiri kanan tuh, saya aja masih bisa lirik sana lirik sini….wahahaahaha!setia bener yah tp emang kl udh jodoh gak kemana. dia lg dia lg ;p

  9. ida22 said: masih murid baru, baru 2,5 bulan.. :-))

    aduh murid baru yah lg rajin-rajinnya yah…wahahaha!kepengen nih jadi murid baru tp hrs melewati ujian yg byk nih skrg aja standar masuk sekolah hrs IPK 4 …. waduh kok gak nyambung ;p

  10. ardhanamesvari said: salam kenal mbak!!!klo nunggu ngumpul & tertata sih susah mbak…krn (biasanya) kita sendiri sebetulnya ga ngerti sebanyak apa mesti mengumpulkan & sejauh mana hrs menata…nikah tuh ga butuh macem2 kok, bisa sambil jalan (kata para senior lho!!!). Soriii…baru kenal udah komentar panjang 🙂

    teorinya sih gampang, tp prakteknya susah!apalagi ada yg gak setuju ;(gak tau deh…..pussssiiinnnggg!

  11. sorayalannazia said: Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan, saya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudahmengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

    Cm mau share ajah… In my case… Tuhan memang memberikan pasangan seperti yang saya minta (ganteng, mapan, pinter, seiman, dewasa), plus berbagai kelemahan yang saya lupa untuk mintakan ke Tuhan agar tidak ada di pasangan saya. :)But everything comes in 1 package. If you were given all the good things, you had to accept all the bad things. That’s how I learnt to accept my hubby’s downside, and how he learnt to accept all my downside… btw, salam kenal, yah…

  12. sorayalannazia said: waduhhhh….kok isinya pada memojokkan sih hik hik hik!saya jg pengen cepet-cepet tp kondisinya gak mgk!nnt saya mo dikasih mkn apa sama dia, tunggu dia berkembang dulu!mas ciput….hik hik hik ;((((((

    mbak… nikah itu pintu rezeki loh, mbak bersyukur udah dapat sparing partner he he he…. karena ingat kata-katanya Haekal, anaknya Teh Pipiet yang mutusin nikah pada usia 19 tahun: seandainya saat ini saya mapan, punya rumah, punya kerjaan bagus, uang banyak… apakah saya bisa menjamin itu semua bertahan sampai setahun atau lebih pernikahan? bisa aja rumah saya kebekaran, saya di PHK, uang dicuri… saya dan istri pun harus bangun dari Nol lagiiii….”dan Allah telah menjanjikan dalam firmanNya bahwa ia akan memampukan orang yang berniat nikah. banyak mbak temanku yang waktu nikah, gaji suaminya hanya 60 ribu sebulan! kalo dipikir sih nggak bakal cukup, but mereka survive, malah pas nikah rezekinya lancar. so, kalo nunggu mapan or berkembang… nggak ada habisnya. saya mah mau banget nikah sekarang, kalo ada lelaki baik, menjaga shalatnya melamar saya….. hiks juga

  13. laurakhalida said: mbak… nikah itu pintu rezeki loh, mbak bersyukur udah dapat sparing partner he he he…. karena ingat kata-katanya Haekal, anaknya Teh Pipiet yang mutusin nikah pada usia 19 tahun: seandainya saat ini saya mapan, punya rumah, punya kerjaan bagus, uang banyak… apakah saya bisa menjamin itu semua bertahan sampai setahun atau lebih pernikahan? bisa aja rumah saya kebekaran, saya di PHK, uang dicuri… saya dan istri pun harus bangun dari Nol lagiiii….”dan Allah telah menjanjikan dalam firmanNya bahwa ia akan memampukan orang yang berniat nikah. banyak mbak temanku yang waktu nikah, gaji suaminya hanya 60 ribu sebulan! kalo dipikir sih nggak bakal cukup, but mereka survive, malah pas nikah rezekinya lancar. so, kalo nunggu mapan or berkembang… nggak ada habisnya. saya mah mau banget nikah sekarang, kalo ada lelaki baik, menjaga shalatnya melamar saya….. hiks juga

    iya sih….hiks tp ngimana donk!cara menyakinkan ortuku soal pilihanku. apalagi bokap yg agak ngimana gitu sama pilihanku. dia selalu bil “emang sih orgnya baik, tp kamu nnt hidup susah, dia gak punya masa depan”. gitu deh! selama ini baik2 aja sih kl dia dtg ke rmh, tp kl aku udh mulai serius gitu, dia suka repeat kata2 itu. so skrg ini lg proses mendekatkan diri ke bokap nih ;(

  14. kunyik said: But everything comes in 1 package. If you were given all the good things, you had to accept all the bad things. That’s how I learnt to accept my hubby’s downside, and how he learnt to accept all my downside…

    kalo yg ini sih udh saya terima luar dalam kepribadiannya.tinggal melanjutkan niat kita ;p

Leave a reply to sylviegill Cancel reply